PESANKU.CO.ID -- Di tengah era disrupsi teknologi yang terus berkembang, peran seorang pemimpin tidak hanya menjadi penting tetapi juga krusial dalam menghadapi tantangan yang terus muncul seiring
dengan percepatan perkembangan teknologi. Pemimpin ideal pada era ini harus mampu
memberikan arahan dengan semangat inovasi dan adaptasi, mendorong tim untuk berpikir
kreatif serta memotivasi mereka untuk menciptakan peluang baru dalam setiap perubahan
teknologi yang terjadi.
Setiap pemimpin tentunya memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, tanpa terkecuali
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yaitu Nadiem Anwar Makarim yang
banyak dikagumi kaum milenial. Sebagai seorang Menteri, tentunya Nadiem Makarim memiliki
ciri kepemimpinan yang khas dalam menjalankan tugasnya untuk dapat berkontribusi besar
dalam dunia pendidikan dan teknologi. Lalu, apa sih sebenarnya makna dari kepemimpinan itu
sendiri? Kata leadership sendiri pertama kali muncul pada tahun 1700-an. Gill (2009)
mendefinisikan kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seorang individu yang
mampu mempengaruhi pengikutnya dalam sebuah organisasi agar taat, hormat, setia dan
mudah bekerja sama. Northouse (2018: 5) juga menyatakan bahwa kepemimpinan adalah
proses yang dilakukan seseorang untuk dapat mempengaruhi kelompok dalam mencapai tujuan
bersama. Maka dari itu, tujuan dari kepemimpinan yaitu agar proses mempengaruhi dan
menginspirasi anggota kelompok dalam menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Awal Karier Nadiem Makarim Yang Menakjubkan!
Nadiem Makarim atau lebih sering disapa dengan sebutan “Mas Menteri” lahir di Jakarta, 4 Juli
1984. Ia merupakan sosok individu yang sangat mengutamakan aspek pendidikan dalam
kehidupannya. Tak terpungkiri, hal ini dibuktikan dari sikap kemandiriannya sejak meluluskan
jenjang pendidikan dasar dan menengahnya di Ibukota Jakarta, ia tak takut untuk melanjutkan
studi SMA di Singapura. Tidak sampai disitu, Nadiem juga tidak segan untuk berkuliah di
Harvard University yang merupakan salah satu Universitas Top Global. Dengan berbekal gelar
Bachelor of Arts (BA) dan Master of Business Administration (MBA) serta pengalaman
pertukaran pelajar di London School of Economics, Nadiem kembali ke tanah air dan langsung
bekerja di Management Consultant di McKinsey & Company selama 3 tahun serta sempat
pindah ke perusahaan Zalora Indonesia sebagai Co-founder dan Managing Editor dalam
setahun.
Dengan tujuan untuk membantu struktural transportasi di Indonesia khususnya bagi para
tukang ojek yang sering berpanas-panasan saat menunggu kedatangan penumpang yang tak
kunjung pasti, Nadiem Makarim mendirikan PT GO-JEK INDONESIA pada tahun 2010 yang
bermula sebagai perusahaan transportasi roda dua melalui panggilan telepon sampai saat ini
telah menjadi on-demand mobile platform yang menyediakan berbagai layanan seperti layanan
kurir dan layanan berbelanja dari rumah saja. Di tahun 2015, aplikasi GO-JEK berhasil dibuat
yang menghasilkan beberapa layanan yaitu Go-Ride, Go-Car, Go-Bluebird, Go-food, Go-Send
dan masih banyak lagi. Dibawah kepemimpinan Nadiem, ia mampu menciptakan budaya
organisasi yang berorientasi pada nilai relasi, serta mampu meningkatkan kinerja karyawan
untuk kreatif dan berinovasi. Dengan kekuatan karakter yang ia miliki, PT GO-JEK Indonesia
berhasil menjadi perusahaan decacorn dan menjadikan perusahaan tersebut menjadi perusahaan
multinasional yang telah menyumbangkan 249 triliun rupiah terhadap perekonomian nasional
(LD FEB UI, 2021).
Kepemimpinan Yang Mengutamakan Inovasi dan Kreativitas
Perbaikan secara terus-menerus (Continuous Improvement) menjadi aspek yang penting di era
globalisasi, khususnya dalam hal menciptakan keunggulan yang kompetitif dalam
mengembangkan sebuah organisasi yang harus berlandaskan kinerja yang baik serta
memberikan dampak positif bagi banyak orang. Hal inilah yang membuat seorang Nadiem
menerima tawaran dari Presiden Joko Widodo menjadi Menteri pendidikan dan kebudayaan.
Karakter Nadiem yang mampu beradaptasi, bekerja sama dengan tim, kreatif, cakap
berkomunikasi, inovatif dan kreatif menjadi alasan yang kuat bagi Presiden Jokowi meyakinkan
Nadiem untuk dapat mengatasi SDM di tanah air. Namun, di antara karakter Nadiem yang
begitu kuat dan unik. Melakukan inovasi dan kreativitas dalam dunia pendidikan menjadi fokus
utamanya melihat bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dari negara lain
khususnya di wilayah Asia Tenggara.
Salah satu kebijakan yang sangat kontroversial yang dibuat oleh Nadiem Makarim yaitu
penghapusan Ujian Nasional, yang dimana UN dulunya menjadi sebuah penentu untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi bagi para siswa. Alasan diberhentikannya
regulasi UN karena sejak awal penyelenggaraan UN justru menjadi polemik dan membuat
persoalan dalam dunia pendidikan. Hal tersebut dibuktikan dari banyaknya soal dan kunci
jawaban yang bocor, kecurangan hingga pencapaian aspek kognitif siswa di Indonesia masih
dalam kategori buruk yang dibuktikan dari skor PISA yang menempatkan kompetensi
pendidikan Indonesia berada di urutan ke-10 terbawah dari 70 negara. Penggantian Kurikulum
13 menjadi Kurikulum Merdeka juga menjadi sebuah inovasi yang baru di dunia pendidikan
tanah air sebagai langkah dan upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan di
Indonesia. Kurikulum merdeka memberikan akses yang lebih luas kepada siswa untuk dapat
memilih mata pelajaran yang sesuai dengan kompetensi mereka dan juga gaya pembelajaran
yang dipusatkan kepada siswa selama kelas berlangsung.
Menteri Yang Mewakili Generasi Mileanial?
Soekarno pernah berkata “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari
akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Dari perkataan yang
diucapkan sang proklamator, dapat kita simpulkan bahwa peran seorang pemimpin anak muda
sangat dibutuhkan karena perlunya inovasi yang terus dilakukan bangsa kita Indonesia tidak
tertinggal dari negara lainnya.(Melisa Br Surbakti)