PESANKU.CO.ID, WAJO - Suara mesin diesel menggelegar memenuhi udara Dusun Tobulelle saat matahari Minggu mulai merangkak naik. Sepuluh unit dump truk berbaris rapi, siap membongkar muatan material pembangunan yang akan mengubah nasib infrastruktur Desa Temmabarang, Kecamatan Penrang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Minggu (18/5/2025) menjadi hari bersejarah bagi program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 Kodim 1406/Wajo. Operasi logistik besar-besaran ini menandai percepatan serius pembangunan infrastruktur di wilayah yang selama ini sulit dijangkau.
Kapten Inf Baharuddin Pattah, Perwira Pengawas (Pawas) Kodim 1406/Wajo, memimpin langsung operasi pembongkaran material. Di tengah debu beterbangan dan aktivitas pekerja yang sibuk, sang kapten memastikan setiap tahapan berlangsung aman dan tepat sasaran.
"Distribusi material ini merupakan bagian penting dari tahapan kegiatan fisik TMMD, yang bertujuan mempercepat pembangunan akses jalan dan sarana infrastruktur lain yang sangat dibutuhkan masyarakat," tegas Kapten Bahar sambil mengawasi proses pembongkaran.
Operasi ini bukan sekadar rutinitas logistik biasa. Setiap truk yang datang membawa harapan – harapan akan jalan yang mulus, jembatan yang kokoh, dan akses yang lancar bagi masyarakat desa terpencil.
Kehadiran perwakilan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Wajo di lokasi menjadi bukti nyata kolaborasi lintas instansi. Dukungan logistik dan tenaga teknis dari pemda menunjukkan komitmen bersama mewujudkan pembangunan desa yang merata.
"Dengan adanya kolaborasi ini, kami berharap pembangunan di desa-desa yang sebelumnya sulit dijangkau dapat segera terwujud," ungkap pejabat PU setempat dengan antusias. "Kami percaya, TMMD bukan hanya soal pembangunan, tetapi juga penguatan sosial dan budaya masyarakat pedesaan."
Sinergi ini mematahkan stigma bahwa pembangunan desa hanya bisa mengandalkan satu pihak. TNI, pemda, dan masyarakat kini bergerak bersama dengan satu visi: mengangkat harkat hidup warga desa.
Kapten Bahar menegaskan bahwa TMMD ke-124 memiliki cakupan lebih luas dari sekadar pembangunan fisik. Program ini juga menyasar pemberdayaan masyarakat dan pembinaan teritorial untuk memperkuat kemanunggalan TNI dan rakyat.
"Kegiatan TMMD kali ini tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik seperti jalan, jembatan, dan drainase, tetapi juga pemberdayaan masyarakat," jelasnya. Pendekatan holistik ini memastikan dampak pembangunan dirasakan dalam berbagai dimensi kehidupan warga.
Kegiatan TMMD ke-124 di Kabupaten Wajo telah menjadi sorotan positif masyarakat. Bukan tanpa alasan – program ini menyentuh langsung kebutuhan dasar warga di daerah terpencil yang selama ini minim infrastruktur.
Bayangkan betapa sulitnya akses transportasi selama bertahun-tahun. Anak-anak sekolah harus berjalan jauh melewati jalan berlumpur, petani kesulitan mengangkut hasil panen, dan akses kesehatan terbatas karena kondisi jalan yang buruk.
Kini, dengan kedatangan 10 dump truk material itu, harapan mulai berwujud nyata. Setiap timbunan pasir, semen, dan batu adalah benih perubahan yang akan tumbuh menjadi kemajuan desa.
Proses pembongkaran dan distribusi material hari ini menjadi indikator kesiapan dan keseriusan semua pihak dalam merealisasikan pembangunan merata dan berkelanjutan. Operasi logistik yang tertib menunjukkan kematangan perencanaan dan koordinasi antar instansi.
Di tengah aktivitas yang padat, terlihat semangat luar biasa dari semua pihak yang terlibat. Para pekerja berkeringat, petugas mengawasi dengan teliti, dan warga sekitar menyaksikan dengan harapan besar.
TMMD ke-124 bukan hanya tentang infrastruktur hari ini, tetapi investasi untuk masa depan. Pembangunan yang merata akan menciptakan akses ekonomi, pendidikan, dan kesehatan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Melalui sinergi lintas sektor seperti ini, pembangunan desa diharapkan semakin cepat, tepat guna, dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Wajo dan sekitarnya.
Saat 10 dump truk itu menghabiskan muatannya di Dusun Tobulelle, mereka tidak hanya meninggalkan material pembangunan. Mereka meninggalkan harapan, semangat, dan keyakinan bahwa perubahan nyata sedang terjadi di ujung Sulawesi Selatan ini.
Esok hari, ketika material-material itu mulai ditata menjadi fondasi jalan dan jembatan, masyarakat Temmabarang akan tahu bahwa mimpi mereka tentang desa yang modern dan terhubung bukan lagi sekadar angan-angan.(*)