PESANKU.CO.ID, LUTIM — Riska warga Desa Tarengge, Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur, Sulsel tewas ditembak. Pria 34 tahun ditembak setelah mengamuk sambil membawa parang.
Kapolres Luwu Timur AKBP Indratmoko membeberkan, kejadian berawal ketika adik Riska bernama Askar, meminta aparat desa, Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk membantu mengamankan Riska. Soalnya, dia mengamuk sambil membawa sebilah parang panjang di rumahnya, di Desa Tarengge.
Lalu Babinsa Desa Tarengge, Sertu Ismail, datang ke TKP bersama beberapa aparat desa. Saat berusaha membujuk pelaku agar membuang parangnya, pelaku justru tiba-tiba memarangi Sertu Ismail di bagian leher kiri. Lalu pelaku melarikan diri dengan sepeda motor.
Polisi kemudian mengejar Riska. Pria itu lalu ditemukan di sekitar areal pemakaman Dusun Muktisari, Desa Tarengge, Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur.
Unit Reskrim Polsek Wotu dibantu beberapa aparat lainnya, kemudian memburu pelaku yang bersembunyi di sana. Saat hendak diamankan, Riska kembali mengamuk sambil menenteng parang. Dia menyerang membabi buta. Parangnya kembali melukai Kanit Provos Polsek Wotu, Bripka Satriadi.
"Bripka Satriadi terjatuh hingga terkena parang di kaki kanan dan tangan kanan," jelas AKBP Indratmoko.
Tak ingin jatuh korban, aparat lalu mengambil tindakan tegas dan terukur untuk melumpuhkan Riska. Pria itu terpaksa ditembak. Saat dilarikan ke Rumah Sakit I Lagaligo, nyawanya tidak tertolong.
"Dia dinyatakan meninggal dunia usai mendapat perawatan di Rumah Sakit," ucap Indratmoko.
Saat ini, Sertu Ismail dan Bripka Satriadi masih menjalani perawatan di RSUD I Lagaligo. Kondisi keduanya kata Indratmoko, semakin membaik usai mendapat perawatan intensif.
"Kedua korban Sertu Ismail Kareng dan Bripka Satriadi sedang dilakukan perawatan intensif oleh pihak RSUD lagaligo Wotu dan kedua korban dalam keadaan sadarkan diri," ungkap mantan Kasat Reskrim Polrestabes Makassar ini.
Editor: Irwan
Sumber: bukamata