RSUD Buteng Dalam Waktu Dekat Buka Pelayanan Tuberkulosis Resistensi Obat

Image credit: Rombongan tim penanggung jawab TB dari Dinas Provinsi Sulawesi Tenggara saat mengunjungi RSUD Buton Tengah.

PESANKU.CO.ID, BUTON TENGAH --  Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton Tengah (Buteng) Sulawesi Tenggara, dalam waktu dekat membuka pelayanan kesehatan Penyakit Tuberkulosis Resistensi Obat (TB RO).Kepastian tersebut didapat setelah tim penanggung jawab TB dari Dinas Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan kunjungan dan memastikan sarana dan prasana RSUD Buteng layak membuka layanan TB RO.

Direktur utama RSUD Buteng, dr. Karyadi mangatakan pembukaan layanan TB RO bagi penderita batu berdahak diharapkan dapat membantu mengurangi kasus TB RO untuk disembuhkan. Dan ini juga salah satu upaya mempermuda akses warga khusus di Buteng untuk berobat."RSUD Buteng telah memenuhi seluruh persyaratan pembukaan layanan TB RO seperti tersedia ruangan untuk pasien, ruang laboratorium, hingga ruang farmasi dan dilengkapi tenaga kesehatan serta memiliki dokter spesialis untuk menangani penderita TB RO," kata dr. Karyadi, Senin (18/07/2022).

"Secara umum RSUD Buton Tengah sudah memenuhi persyaratan untuk pembukaan pelayanan kesehatan bagi penderita TB RO. Dalam waktu dekat sebelum akhir tahun 2022 sudah diresmikan," sambungnya.

Di tempat yang sama, Penanggungjawab Program TB Dinas Kesehatan Provinsi Sultra, Desi mengatakan setelah tadi tim melihat seluruh fasilitas penunjang sarana dan prasana RSUD Buteng, fasiltasnya layak dan terpenuhi membuka pelayanan kesehatan TB RO. 

"Saya anggap RSUD Buteng sudah layak membuka pelayan TB RO. Apalagi semua persyaratan mulai dari fasilitas, tenaga kesehatan dan dokter spesialis semua tersedia," ungkapan Desi selaku penanggungjawab program TB Dinas Kesehatan Sultra.

"Jika Pemda Buteng dalam hal ini Dinas Kesehatan dan RSUD berkomitmen kuat menangani penanganan TB RO, kami (Dinas Kesehatan Sultra) siap membantu untuk logistik kebutuhannya," jelasnya.

Dengan terpenuhinya seluruh persyaratan yang dibutuhkan, Desi berharap pelayanan pasien penderita Tuberkulosis Resistensi Obat di Rumah Sakit Umum Daerah Buton Tengah dapat segera dibuka untuk umum.

Menurutnya jika ini sudah diresmikan, RSUD Buteng akan menjadi rumah sakit rujukan bagi pasien TB RO. Dan ini juga akan menjadi rumah sakit keempat se Sultra setelah Rumah Sakit Bahteramas Kendari, Rumah Sakit Umum Baubau dan Rumah Sakit Umum Kabupaten Konawe yang akan melayani penyakit TB RO.

Sementara itu, Dokter Spesialis Paru, dr. Wiwi mengaku berdasarkan catatan rekam medisnya, jumlah penderita penyakit Tuberkulosis (TBC) maupun Tuberkulosis Resistensi Obat (TB RO) di Kabupaten  Buton Tengah masih cukup tinggi.

Dokter Spesialis Paru, dr. Wiwi 

dr. Wiwi menjelaskan penderita Tuberkulosis (TBC) berbeda dengan penderita Tuberkulosis Resistensi Obat (TB RO). Salah satu perbedaannya adalah penderita TBC hanya mengonsumsi obat selama enam bulan sementara penderita TB RO minimal mengonsumsi obat selama 11 bulan hingga 24 bulan atau dua tahun.

dr. Wiwi juga meluruskan stigma di masyarakat secara umum yang mana penderita TBC tidak mesti dijauhi ataupun dihindari meskipun penyakit TBC adalah salah satu jenis penyakit menular.

"Orang terkena TBC itu rentan dijauhi. tidak dipakai gelasnya, tidak dipakai piringnya. padahal tidak seperti itu. TBC ini penularannya melalui batuk, droplet, bersin, menyanyi dan berbicara. Droplet ini adalah cairan atau cipratan liur yang dikeluarkan seseorang dari hidung atau mulut saat bersin, batuk, bahkan berbicara," jelas dr. Wiwi.

Untuk itu, dr. Wiwi mendorong pihak-pihak terkait agar pembentukan pelayanan pasien TB RO di Buton Tengah dapat segera diwujudkan sebab kata dia, terbentuknya pelayanan TB RO di RSUD Buton Tengah juga dapat menambah semangat penderita TBC di Buton Tengah untuk berobat.

Sebab, sambung dr. Wiwi semangat penderita TBC dan TB RO di Buton Tengah berkurang karena jarak yang harus ditempuh relatif jauh. Disamping itu hadirnya pelayanan TB RO di RSUD Buton Tengah nantinya juga dapat mengurangi pengeluaran biaya yang selama ini para penderita berobat ke Kota Baubau ataupun wilayah lainnya. (Adm/Ahmad Subarjo).

Tags:

Elite author
I think all aspiring and professional writers out there will agree when I say that ‘We are never fully satisfied with our work. We always feel that we can do better and that our best piece is yet to be written’.
View all posts