78 Persen Menuju Mimpi: Jembatan Penghubung Harapan Dusun Tobulelle

PESANKU.CO.ID, WAJO - Suara mesin molen bercampur dengan teriakan koordinasi para pekerja memecah keheningan pagi di Dusun Tobulelle, Desa Temmabarang. Di tengah hamparan sawah yang menghijau, sebuah struktur beton mulai terbentuk kokoh - jembatan yang kelak akan menjadi jembatan emas bagi kehidupan warga setempat.

Kamis (22/5/2025), personel Satuan Tugas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 Kodim 1406/Wajo kembali membuktikan keunggulan mereka. Dengan target 78 persen yang telah tercapai, pembangunan dekker atau jembatan penghubung ini memasuki fase krusial: pengecoran tahap akhir.

Angka 78 persen bukan sekadar statistik biasa. Di baliknya tersimpan cerita perjuangan keras Letnan Dua Arhanud Abdul Azis dan pasukannya yang berjuang melawan medan menantang dan cuaca yang tak menentu.

"Setiap persen kemajuan ini adalah hasil kerja 24 jam non-stop. Kami bekerja bukan hanya dengan tangan, tapi dengan hati," ungkap Letda Abdul Azis, Komandan Satuan Setingkat Kompi yang memimpin langsung di garis depan.

Pria berpostur tegap ini tidak segan-segan ikut menggotong material beton, memantau setiap detail pengecoran, bahkan tidur di tenda darurat bersama anak buahnya demi memastikan kualitas pembangunan tetap terjaga.

Selama puluhan tahun, warga Dusun Tobulelle harus memutar jalan berkilo-kilometer hanya untuk mencapai pusat desa. Saat musim hujan, akses menjadi semakin sulit karena harus melewati sungai yang sering meluap.

"Dulu kalau mau ke pasar atau rumah sakit, kami harus jalan kaki hampir satu jam, terus naik ojek lagi. Kalau hujan besar, kami bisa terisolasi berhari-hari," cerita Pak Usman, kepala dusun yang hampir setiap hari datang memantau progress pembangunan.

Jembatan sepanjang 15 meter dengan lebar 4 meter ini bukan sekadar penghubung fisik. Bagi warga Tobulelle, ini adalah jembatan menuju masa depan yang lebih cerah - akses pendidikan yang lebih mudah untuk anak-anak, peluang ekonomi yang terbuka lebar, dan pelayanan kesehatan yang lebih cepat dijangkau.

Yang membuat pembangunan ini istimewa adalah partisipasi aktif masyarakat. Setiap pagi, puluhan warga datang membantu - ada yang membawa makanan, ada yang membantu mengangkut material, bahkan anak-anak sekolah ikut mengumpulkan batu kecil untuk campuran beton.

"Ini bukan proyek TNI semata, tapi proyek kita bersama," tegas Letda Abdul Azis. "Semangat gotong royong inilah yang membuat kami yakin bisa menyelesaikan jembatan ini tepat waktu, bahkan lebih cepat dari target."

Program pembangunan jembatan ini sebenarnya masuk kategori "over prestasi" - tambahan dari target utama TMMD ke-124. Namun, melihat kebutuhan mendesak masyarakat, tim TMMD memutuskan untuk mengambil tantangan ekstra ini.

"TMMD bukan hanya soal menyelesaikan daftar program, tapi tentang merespons kebutuhan nyata masyarakat," jelas Letda Abdul Azis. "Ketika kami melihat betapa sulitnya akses warga Tobulelle, kami tidak bisa diam saja."

Keputusan ini mendapat dukungan penuh dari seluruh jajaran Kodim 1406/Wajo dan antusiasme luar biasa dari masyarakat setempat.

Dengan progress 78 persen, jembatan ini diperkirakan akan selesai dalam waktu kurang dari seminggu. Persiapan peresmian pun sudah mulai direncanakan, dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat desa.

"Kami berencana mengadakan syukuran sederhana saat jembatan rampung. Ini akan menjadi hari bersejarah bagi Dusun Tobulelle," ungkap Pak Usman dengan penuh harap.

Para prajurit TNI yang terlibat dalam proyek ini juga sudah tidak sabar melihat hasil kerja keras mereka dimanfaatkan langsung oleh masyarakat. Bagi mereka, tidak ada kepuasan yang lebih besar daripada melihat senyum bahagia di wajah warga yang selama ini terisolasi.

Jembatan Tobulelle akan menjadi lebih dari sekadar infrastruktur. Ini akan menjadi simbol kemanunggalan TNI-Rakyat, bukti bahwa tidak ada yang tidak mungkin ketika semua pihak bersatu untuk kemajuan bersama.

"Puluhan tahun dari sekarang, ketika anak-anak Tobulelle sudah dewasa dan sukses, mereka akan ingat bahwa jembatan inilah yang membuka jalan menuju kesuksesan mereka," refleksi Letda Abdul Azis sambil memandang struktur beton yang hampir sempurna itu.

22 persen lagi menuju 100 persen. 22 persen lagi menuju mimpi yang menjadi kenyataan.(*)

Tags:

Elite author
I think all aspiring and professional writers out there will agree when I say that ‘We are never fully satisfied with our work. We always feel that we can do better and that our best piece is yet to be written’.
View all posts