PESANKU.CO.ID, WAJO — Aula SMA Negeri 8 Wajo yang biasanya hening pada jam pelajaran, pagi itu berubah menjadi ruang diskusi penuh semangat. Ratusan siswa mendengarkan dengan seksama saat Letnan Dua Infanteri (Letda Inf) Usman, dengan seragam loreng khas TNI, berbicara tentang sejarah perjuangan bangsa dan pentingnyamenjaga persatuan Indonesia.
"Siapa di antara kalian yang ingin menjadi pemimpin masa depan?" tanya Letda Usman kepada audiens muda di hadapannya. Puluhan tangan terangkat dengan antusias, memecah keheningan ruangan yang penuh sesak.
Dalam rangkaian kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 Kodim 1406/Wajo, penyuluhan wawasan kebangsaan menjadi salah satu program non-fisik yang vital. Berbeda dengan program fisik yang meninggalkan jejak konkret seperti jalan atau rumah layak huni, program ini membangun sesuatu yang tak kasat mata namun jauh lebih fundamental: karakter bangsa.
"Di era digital yang tanpa batas ini, anak-anak muda terpapar informasi dari seluruh dunia. Tantangannya adalah bagaimana mereka tetap memiliki akar yang kuat pada nilai-nilai ke-Indonesia-an," jelas Letda Usman kepada tim media seusai sesi penyuluhan.
Penyuluhan yang digelar di Raddae, Kecamatan Penrang ini tidak sekadar ceramah satu arah. Para prajurit TNI mengemas materi dengan interaktif, menyelipkan video dokumenter singkat tentang perjuangan kemerdekaan, dan bahkan mengajak siswa berdiskusi tentang isu-isu kontemporer yang berkaitan dengan kedaulatan negara.
Seorang siswi bernama Aisyah, ketua OSIS SMA Negeri 8 Wajo, mengungkapkan kesan mendalam setelah mengikuti kegiatan tersebut.
"Selama ini kami hanya mengenal TNI dari film atau berita. Ternyata mereka sangat terbuka dan bersahabat. Penjelasan tentang bagaimana TNI menjaga perbatasan dan membantu masyarakat saat bencana membuat saya semakin bangga menjadi warga Indonesia," tutur Aisyah dengan mata berbinar.
Respons positif juga datang dari pihak sekolah. Drs. Mahmud, Kepala SMA Negeri 8 Wajo, mengapresiasi pendekatan yang dilakukan TNI dalam kegiatan tersebut.
"Ini bukan sekadar penyuluhan formal, tapi benar-benar membangun dialog antara TNI dan generasi muda. Para siswa belajar bahwa mencintai tanah air bukan konsep abstrak, melainkan terwujud dalam tindakan nyata sehari-hari," kata Mahmud.
Program penyuluhan wawasan kebangsaan ini bukanlah kegiatan terpisah, melainkan bagian integral dari TMMD ke-124 yang sedang berlangsung di Kabupaten Wajo. Sementara tim fisik TMMD tengah membangun infrastruktur desa, tim non-fisik bekerja membangun fondasi mental dan spiritual masyarakat.
"TMMD bukan hanya tentang membangun jalan atau jembatan. Lebih dari itu, kami membangun jembatan penghubung antara TNI dan masyarakat, termasuk generasi muda," jelas Mayor Infanteri Rudi Hartono, Danramil setempat yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Dandim 1406/Wajo, Letkol Inf Ahmad Syafii, menekankan bahwa kegiatan semacam ini akan terus dilaksanakan sebagai bagian dari upaya TNI untuk membangun ketahanan nasional dari tingkat desa.
"Kami sadar bahwa kekuatan bangsa ini tidak hanya diukur dari kemampuan alutsista atau infrastruktur fisik, tetapi juga dari seberapa kuat rasa kebangsaan tertanam di hati masyarakat, terutama generasi penerus," tegas Letkol Syafii.
Meski hanya berlangsung setengah hari, kegiatan penyuluhan wawasan kebangsaan ini meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta. Sebagai tindak lanjut, dibentuk "Kader Bela Negara" di lingkungan sekolah yang akan menjadi perpanjangan tangan TNI dalam menyebarluaskan nilai-nilai kebangsaan di kalangan pelajar.
"Ini bukan kegiatan sekali jadi. Kami akan terus memantau dan membina para kader yang telah ditunjuk," tambah Letda Usman.
Di balik seragam loreng yang tegas, para prajurit TNI menunjukkan sisi humanis mereka: sebagai pendidik, motivator, dan inspirator bagi generasi muda Indonesia. Melalui program TMMD, mereka tidak hanya membangun desa secara fisik, tetapi juga menanamkan benih-benih patriotisme yang kelak akan tumbuh menjadi pohon ketahanan nasional yang kokoh.
Sementara dunia terus berubah dengan cepat dan tantangan global semakin kompleks, upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi muda menjadi investasi tak ternilai bagi masa depan Indonesia yang lebih kuat dan berdaulat.(*)